tag:blogger.com,1999:blog-30828421765622702032024-03-13T06:32:49.854+07:00SAPU IJUKALAT KEBERSIHANUnknownnoreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-3082842176562270203.post-40176667587547932352016-02-18T21:19:00.003+07:002016-02-18T21:19:59.832+07:00Sapu Ijuk Ekspor<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Produksi sapu ijuk dari Malang diminati warga Jepang denga total transaksi sepanjang 2014 mencapai US$ 8,03 juta. Ekspor sapu ijuk itu menjadi andalan komoditas ekspor dari Malang. Sapu dari bahan ijuk diminati terutama saat musim dingin. Lantaran sapu plastik (sintetis) berbahan plastik menimbulkan medan magnet saat musim dingin sehingga kotoran justru menempel di sapu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></span></div>
<span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><div style="text-align: justify;">
"Masyarakat Jepang masih menggunakan sapu ijuk untuk menyapu teras. Di dalam rumah, mereka menggunakan mesin penyedot debu, Sapu ijuk yang di ekspor disesuaikan dengan standar yang dibutuhkan, seperti ke Jepang, atas permintaan asosiasi pedagang sapu Jepang.</div>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><b><span style="color: red;">Pabrik sapu ijuk</span></b><span style="color: #333333;"> banyak tersebar di daerah Jawa Timur. Ada juga pabrik alat kebersihan atau pabrik sapu di daerah Tangerang. semua pabrik sapu ijuk berusaha membuat sapu ijuk dengan kualitas yang tebaik. </span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3082842176562270203.post-40407353921382314542010-04-10T22:14:00.003+07:002011-11-05T21:41:36.238+07:00Tips Membersihkan Rumah<div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Meski sudah menjadi kegiatan rutin, membersihkan rumah tetap menjadi sebuah hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Berikut ini adalah langkah – langkah yang dibutuhkan :</div><div style="text-align: justify;"></div><ul style="text-align: justify;"><li>Gunakan kertas koran bekas saat membersihkan permukaan kaca, baik untuk jendela maupun meja, setelah sebelumnya diberi sedikit air atau cairan pembersih kaca khusus. Kertas koran tersebut akan menyerap seluruh kotoran dengan maksimal dan Anda pun tinggal membuang koran tanpa perlu mencucinya lagi seperti halnya pada<span style="font-size: 100%;"><span style="color: red; font-style: italic; font-weight: bold;"> kain lap</span></span>.</li>
<li>Pisahkan<span style="color: red; font-style: italic; font-weight: bold;"> sapu</span> dalam rumah dan teras, agar debu dan kotoran dari luar tidak terbawa ke bagian dalam. Sebaiknya hal inipun diterapkan pada ruang publik dan kamar tidur untuk menjaga higienitasnya.</li>
<li> Gunakan penyedot debu untuk menjangkau area yang sulit dicapai, seperti bagian sudut langit – langit, bagian atas lemari, tirai atau pada sudut perabotan dan karpet., mengingat di bagian – bagian ini debu kerap bersembunyi. Lakukan pada perangkat elektronik seperti kipas angin di bagian baling – balingya atau pada permukaan AC. Debu – debu yang bersembunyi tersebut jika terus dibiarkan dapat mengganggu kualitas udara dalam ruangan dan bersihkan seluruh bagian tersebut secara berkala, setidaknya setiap seminggu sekali.</li>
<li>Selain menggunakan penyedot debu bisa juga di tebah dengan <span style="color: red; font-style: italic; font-weight: bold;">sapu lidi tebah</span>, bersihkan karpet dengan cara dijemur atau mencucinya setiap sebulan sekali atau dua bulan sekali mengingat karpet sering kali menjadi tempat bermain anak dan menjadi sarang nyaman bagi kuman</li>
<li>Cobalah mencampurkan cuka dalam air secara seimbang untuk menghilangkan bau dan serangga, terutama untuk membersihkan atau mengelap bagian yang tempat favorit serangga, seperti dapur. Agar lebih praktis, masukkan ke dalam botol penyemprot.</li>
<li>Saat menyapu, bawa serta kape atau alat dengan bentuk pipih dan tidak terlalu tajam untuk membersihkan noda yang menempel di lantai. Cara ini sekaligus akan mempermudah dan menjadikan rumah bersih dengan maksimal.</li>
</ul>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3082842176562270203.post-15209891902750425572009-12-10T05:58:00.002+07:002011-11-05T21:44:14.137+07:00Dowel / Gagang sapu ijuk<div style="font-family: arial; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;">Abstrak<br />
Salah satu alat penunjang kebersihan adalah sapu. Kebutuhan akan sapu<br />
menjadi sangat penting dalam kehidupan rumah tangga, yaitu untuk mebersihkan<br />
kotoran baik dalam ukuran debu, hingga ukuran-ukuran yang lebih besar, seperti<br />
kertas dan pecahan botol.<br />
Bentuk gagang sapu tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun,<br />
yaitu lurus secara vertikal jika kita lihat dalam posisi berdiri. Untuk mengetahui<br />
apakah bentuk gagang sapu tersebut telah sesuai dengan keinginan konsumen<br />
atau tidak, maka dilakukan penelitian awal dengan cara wawancara pendahuluan<br />
dan observasi. Ternyata dari kedua kegiatan tersebut, didapatkan hasil bahwa<br />
produk gagang sapu saat ini belum memenuhi keinginan konsumen. Dan dari<br />
hasil wawancara, didapatkan susunan hierarki kebutuhan konsumen yang<br />
selanjutnya memiliki 12 atribut, yaitu bentuk yang sesuai dengan posisi normal<br />
pergelangan tangan dan punggung, empuk untuk digenggam, hemat waktu untuk<br />
menyapu bagian kolong, tidak terjadi benturan ketika menyapu bagian kolong,<br />
hemat waktu, dapat menjangkau kolong bagian dalam, ringan untuk digunakan,<br />
mudah digunakan, tahan banting, tidak cepat keropos dan harga terjangkau.<br />
Berdasarkan atribut-atribut tersebut kemudian gagang sapu dirancang<br />
ulang. Langkah pertama adalah mengembangkan konsep-konsep dimana<br />
keergonomisan posisi tubuh adalah faktor utama yang harus dipenuhi, yaitu<br />
posisi pergelangan tangan yang neutral, posisi punggung yang tidak membungkuk<br />
dan kondisi telapak tangan yang tidak sakit jika menggenggam dalam waktu yang<br />
lama. Sedangkan pemenuhan atribut-atribut lainnya disesuaikan dengan konsep<br />
bentuk gagang yang ergonomis. Masing-masing konsep melahirkan beberapa<br />
alternatif yang selanjutnya akan diadakan penilaian untuk memilih alternatif<br />
konsep yang terbaik.<br />
Setelah itu dari konsep yang terpilih, kita melihat apakah terdapat sistem<br />
yang bekerja dalam konsep yang bersangkutan. Ternyata dalam konsep<br />
”Perpanjangan Gagang”, terdapat sistem yang memiliki beberapa macam<br />
alternatif untuk dipilih. Proses pemilihan alternatif-alternatif sistem sama dengan<br />
proses pemilihan alternatif-alternatif pada konsep. Dalam hal ini, sistem dengan<br />
alternatif A terpilih sebagai sistem yang terbaik.<br />
Tahap akhir dari Tugas Akhir ini adalah tahap pembuatan dan<br />
penyebaran prototype pada sejumlah sampel. Penyebaran ini bertujuan untuk<br />
mengetahui apakah konsumen sudah benar-benar puas akan produk gagang sapu<br />
yang baru, dimana keergonomisan menjadi faktor utama berhasil tidaknya<br />
produk gagang sapu yang dirancang. Untuk mendapatkan data tersebut maka<br />
penyebaran prototype dilakukan bersamaan dengan penyebaran kuisioner. Datadata<br />
kuisioner pada bagian III akan diuji kevalid dan kereabilitasannya. Setelah<br />
data valid dan reliabel, maka selanjutnya data tersebut diolah dengan<br />
menggunakan uji Wilcoxon. Hasilnya adalah konsumen umumnya merasa puas<br />
terhadap produk gagang sapu yang baru, baik secara ergonomi, penghematan<br />
waktu, kemudahan penyapuan kolong, jaminan kualitas dan harga yang<br />
terjangkau. Sedangkan ketidakpuasan pada gagang sapu yang baru dirasakan<br />
pada atribut keringanan gagang dan kemudahan penggunaan.<br />
</span></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3082842176562270203.post-47068317355960638672009-11-27T21:46:00.000+07:002009-11-27T21:47:51.179+07:00Ekspor Sapu Ijuk Sampai Taiwan<div style="text-align: justify;">Produsen sapu ijuk mungkin bukan profesi yang mentereng. Namun, dengan jaringan pemasaran yang bagus dan kejelian melihat peluang, Atim Hanafizi berhasil mengekspor sapu ijuk buatan Sukabumi ke Taiwan. Tetapi, Atim juga mesti menempuh perjalanan panjang sebelum sukses menjadi pengusaha seperti sekarang.<br />Usai lulus dari sekolah menengah ekonomi atas (SMEA) pada 1991, Atim sempat bekerja sebentar di Padang. Merasa kurang mendapat tantangan, ia memilih merantau ke Jakarta demi meraih penghasilan yang lebih baik.<br />Ternyata, keberuntungan belum berpihak pada pria kelahiran 38 tahun silam itu. Pelbagai pekerjaan sudah dia jajal, contohnya menjadi salesman dan penjaga toko.<br /><span id="fullpost"></span><br /><span id="fullpost"> Bosan berganti-ganti pekerjaan, pada 1993 kakaknya yang telah menjadi manajer di sebuah perusahaan ekspor impor menarik Atim ke perusahaannya. Rupanya, sang kakak dipercaya mengurus bisnis seorang pengusaha Taiwan. “Maklum, kalau orang dari luar negeri biasanya agak susah mengurus surat pendirian perusahaan,” ujar dia.</span><br /><span id="fullpost"> Dari sinilah Atim mulai mengenal bisnis. Perusahaan ekspor impor bernama PT Alsamindo Patamo itu mencoba mencari barang pasokan untuk pasar Taiwan. “Kami juga mengimpor barang dari Taiwan, misalnya magic jar, kipas angin, dan beberapa barang elektronik,” kata dia.</span><br /><span id="fullpost"> Sebelum mendapat permintaan sapu ijuk, Atim mengekspor arang, talenan dari kayu hitam, dan beberapa jenis barang lainnya. Tahun 1996, Alsamindo mendapat permintaan mengekspor sapu ijuk ke Taiwan. Tentu saja Atim harus melakukan survei terlebih dulu ke sejumlah daerah untuk mendapatkan produk yang bagus sekaligus menghitung biaya.</span><br /><span id="fullpost"> Ada tiga daerah yang dia jajaki, yaitu Cianjur, Tasik, dan Sukabumi. Tapi, pilihan Atim akhirnya tertambat di Sukabumi. Menurut dia, Sukabumi memiliki beberapa kelebihan ketimbang Cianjur dan Tasik. Pertama, letaknya cukup dekat dengan Jakarta. Kedua, pasokan bahan bakunya banyak. Ketiga, Atim merasa sudah cocok dengan perajin sapu ijuk di Sukabumi.</span><br /><span id="fullpost"> Atim memang memproduksi sendiri sapu ijuk tersebut. Na-mun, ia tidak turun langsung. Ada orang kepercayaan yang ia pekerjakan untuk mengawasi proses produksinya.</span><br /><span id="fullpost"> Sebagai pendatang baru, Atim memang kerap dikecewakan oleh mitra kerjanya. Maka, dia terbilang sangat hati-hati memilih mitra kerja.</span><br /><span id="fullpost"> Ada saja permasalahan yang ia hadapi. Mulai dari pesanan yang tidak bisa selesai tepat waktu sampai bentuk sapu yang tidak sesuai dengan pesanan. Untungnya, sapu ijuk yang sudah diekspor itu tidak dikirim balik oleh importirnya. “Kalau tak bagus, mereka mengurangi harga,” ujar dia.</span><br /><span id="fullpost"> Kemudian, ia bertemu dengan Apip, mitra kerja yang saat ini menjadi pengawas atau mandor para pekerja Atim. Tadinya, Apip hanya seorang buruh pembuat sapu. Namun, Atim melihat pekerjaan Apip rapi dan ia bisa dipercaya. Mulailah, ia melatih Apip mengelola bisnis pembuatan sapu ijuk tersebut.</span><br /><span id="fullpost"> Produksi sapu ijuk Atim termasuk usaha padat karya. Se-mua proses produksi hampir tidak menggunakan mesin. Apa-lagi dia tidak menggaji pekerja khusus untuk membuat sapu ijuk.</span><br /><span id="fullpost"> Rata-rata pekerjanya adalah ibu rumah tangga atau pemuda putus sekolah. Mereka pun hanya bekerja setengah hari.</span><br /><span id="fullpost"> Pertama kali memproduksi sapu ijuk, modal Atim hanya Rp 1,7 juta. Dana sekecil itu dia pakai untuk membeli bahan baku dan membayar 3 pekerja. Saat ini Atim mempekerjakan 35 orang pembuat sapu ijuk.</span><br /><span id="fullpost"> Bisnis sapu ijuk ini juga menghadapi banyak kendala lain. Misalnya, produksi sapu ijuk yang sangat tergantung jumlah pekerja dan faktor cuaca. “Di Sukabumi, kalau musim tanam, orang lebih memilih bekerja di ladang sehingga mereka hanya bekerja setengah hari di pabrik,” keluh Atim.</span><br /><span id="fullpost"> Jika musim hujan datang, produksi sapu ijuk pun bisa ber-kurang banyak. Sebab, ijuk yang menjadi bahan baku pembuatan sapu ijuk tidak mendapat sinar matahari untuk membuatnya kering.</span><br /><span id="fullpost"> Padahal, permintaan sapu dari Taiwan banyak. Bahkan, Taiwan bisa menampung berapa pun jumlah sapu ijuk yang ia kirimkan. Hanya, kemampuan produksi Atim masih terbatas.</span><br /><span id="fullpost"> Awalnya, Atim hanya mampu mengirim sapu sebanyak 2.000-5.000 buah per bulan. Secara bertahap, produksi sapu ijuk Atim terus bertambah hingga bisa mencapai satu kontainer atau sekitar 30.000 batang sapu ijuk per bulan.</span><br /><span id="fullpost"> Sebatang sapu ijuk dia jual seharga 0,4 dollar AS hingga 1 dollar AS. Semakin baik kualitas sapu ijuknya, harga yang dia pasang juga semakin mahal. Dus, sekali kirim ke luar negeri, omzet Atim bisa mencapai antara Rp 125 juta - Rp 150 juta.</span><br /><span id="fullpost"> Pendapatan Atim dari sapu ijuk bisa bertambah kalau nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap dollar AS. “Kalau sampai “Rp 12.000 per dollar AS, satu kali kirim keuntungannya bisa beli satu mobil,” celetuk Atim tanpa menyebutkan detailnya.</span><br /><span id="fullpost"> Agar tetap bisa mengantungi keuntungan, ia menghitung nilai tukar dolar AS paling rendah “Rp 9.000 per dollar AS. Jadi, Atim bisa mendapatkan laba bersih sebesar 10 persen-15 persen dari omzet.</span><br /><span id="fullpost"> Meski sudah mempunyai pasar yang cukup besar, Atim tidak lantas berdiam diri. Dia mengincar pasar di luar Taiwan. “Saya ingin masuk ke pasar Australia, Amerika Serikat, atau Eropa,” ungkap dia.</span><br /><span id="fullpost"> Selama ini kebutuhan modal kerja Atim cukup terpenuhi berkat hubungan baiknya dengan pengusaha Taiwan. Na-mun, untuk mewujudkan mimpinya mendobrak pasar negara lain, ia butuh tambahan modal kerja. Ia pun lantas mengikuti program kemitraan dari PT Perusahaan Nasional Madani (PNM).</span><br /><span id="fullpost"> Pucuk dicita ulam pun tiba. Ia mendapatkan kucuran dana segar dari PNM sebesar Rp 50 juta. Dana itu akan dia gunakan untuk membeli mesin pembuat plastik pangkalan ijuk. Jadi, dia tidak perlu lagi membeli plastik tersebut dari pemasok di Jakarta. Biaya produksi pun bisa dia hemat.</span><br /><span id="fullpost"> </span><br /><span id="fullpost"> Sumber : Kompas.Com</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3082842176562270203.post-68708355696497859462009-10-02T02:06:00.003+07:002011-11-05T21:45:18.129+07:00menengok kreatifitas mereka di tengah krisis…<div style="text-align: justify;">ada yang selalu lupa kuceritakan. dan seperti biasa, baru kali ini aku sempatkan setelah diangkat di majalah “Blakasuta” milik lembagaku bekerja. tentang jalan-jalanku di Kelurahan Tarikolot, Kecamtan Pancalang, Kabupaten Kuningan. tapi ya sudahlah, semoga ada yang terbersit setelah membaca postinganku ini:</div><div style="text-align: center;"><img alt="DSCI0238" class="alignleft size-full wp-image-1318" src="http://menjadikosong.files.wordpress.com/2009/09/dsci02381.jpg?w=600&h=800" style="height: 520px; width: 390px;" title="DSCI0238" /><br />
</div><div style="text-align: justify;">Embusan angin di sekitar persawahan, tiba-tiba menyambutku memasuki Kelurahan Tarikolot Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan. Angin dinginnya kian terasa ketika sampai di perbatasan Kuningan dan Kota Cirebon. Rupanya udara dingin itu pengaruh dari iklim tropis dan angin muson. Masyarakat Tarikolot dikenal sebagai petani ulet. Karena selain menanam padi, mereka juga menanam tanaman lainnya seperti palawija, ketela pohon, ubi jalar dan lain sebagainya. Namun siapa sangka, sejak tahun 1970-an, di Kelurahan Tarikolot mulai menjamur home industries (rumah-rumah produksi) yang sangat berpotensi. </div><div style="text-align: center;"><img alt="DSCI0251" class="alignleft size-medium wp-image-1319" height="225" src="http://menjadikosong.files.wordpress.com/2009/09/dsci0251.jpg?w=300&h=225" title="DSCI0251" width="300" /><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ya, dari tahun 1970-an, masyarakat Tarikolot sudah mulai memproduksi sejumlah perlengkapan kebutuhan rumah tangga. Di antaranya sapu ijuk, sapu bambu, sapu lidi, sapu tepes, keset tepes, keset kain, kerok pembersih botol, sikat pembersih WC, sikat cuci, dan sejumlah perlengkapan rumah tangga lainnya. Geliat kreatifitas warganya, kian terlihat ketika sejumlah warga tengah menjemur bambu yang telah dipotong kecil-kecil. Potongan-potongan bambu tersebut dijemur rapih di pinggir jalan depan rumah mereka, yang nantinya akan dibuat menjadi sapu bambu. </div><div style="text-align: center;"><img alt="DSCI0244" class="alignleft size-medium wp-image-1320" height="225" src="http://menjadikosong.files.wordpress.com/2009/09/dsci0244.jpg?w=300&h=225" title="DSCI0244" width="300" /><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menurut Lurah Tarikolot, Dudung Dulhalim (50), asal mula berkembangnya home industries di Tarikolot berawal dari pedagang biasa, yang masih mengambil bahan baku dari tetangga desa satu kecamatan. “Setelah mereka berhasil menjual hasil dagangannnya, para pedagang ini terus mengembangkan dagangannya. Kebetulan jaman dulu, bahan baku mudah didapat. Sekitar 1970-an. Jadi sampai sekarang, bahan bakunya dicari sendiri, lalu membuat sapu dan menjualnya sendiri,” papar Dudung.</div><div style="text-align: center;"><img alt="DSCI0245" class="alignleft size-medium wp-image-1321" height="225" src="http://menjadikosong.files.wordpress.com/2009/09/dsci0245.jpg?w=300&h=225" title="DSCI0245" width="300" /><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini, lanjut Dudung, yang diproduksi semakin beragam. Jika dulu hanya sebatas sapu ijuk, kini sudah mengembangkan pembuatan sapu tepes, dan sapu bambu. Malah, menurut Dudung, sapu ijuk sekarang sudah jarang yang membuat. Hal itu dikarenakan bahan bakunya sulit dicari, sehingga lama-kelamaan jarang ada yang membuat sapu ijuk.</div><div style="text-align: justify;">“Kalau sapu bambu dan tepes itu lumayan. Masyarakat kami di sini hanya sekian persen yang menganggur, kami sangat produktif. Memang, kami tidak memproduksi besar-besaran. Tapi setidaknya mampu mencukupi kebutuhan hidup.”</div><b>Tidak Merasakan Krisis Moneter</b><br />
<div style="text-align: center;"><img alt="DSCI0237" class="aligncenter size-full wp-image-1316" src="http://menjadikosong.files.wordpress.com/2009/09/dsci0237.jpg?w=600&h=450" style="height: 309px; width: 391px;" title="DSCI0237" /></div><div style="text-align: justify;">Sampai sekarang, hasil produksi sapu Tarikolot sudah sampai ke Indramayu, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Losari, dan sekitarnya. Bahkan ketika tahun 1997 terjadi krisis moneter, warga Tarikolot tidak merasakan krisis tersebut. Karena saat itu masyarakat Tarikolot mulai mengembangkan produksi moceng (pembersih debu ruangan). Keberhasilan produksi moceng tersebut, ditandai dengan menyebarnya moceng hasil produksi mereka ke seluruh Indonesia, bahkan hingga Malaysia. </div><div style="text-align: justify;">“Kalau sekarang, saingan kita orang China. Karena mereka modalnya banyak, sedangkan kami hanya orang desa yang modalnya sangat terbatas. Terutama kebanyakan bahan bakunya yang dari bambu. Mayoritas bambu kepung/tepung,” ujar Dudung. </div><div style="text-align: center;"><img alt="DSCI0262" class="alignleft size-medium wp-image-1322" height="225" src="http://menjadikosong.files.wordpress.com/2009/09/dsci0262.jpg?w=300&h=225" title="DSCI0262" width="300" /><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selain modal yang tidak terlalu besar, kelemahan para pengusaha di Keurahan Tarikolot juga belum adanya forum, asosiasi, maupun koperasi yang mampu menampung bahan baku produksi. Sebagai Lurah yang baru dilantik beberapa bulan lalu, Dudung menyadari masyarakatnya sangat produktif dan berpotensi.<br />
“Maka jangan sampai gulung tikar, harus dikembangkan dan ditingkatkan potensi tersebut. Kami akan memperjuangkan melalui program-program kami ke depannya.”</div><div style="text-align: center;"><img alt="DSCI0254" class="alignleft size-medium wp-image-1323" height="225" src="http://menjadikosong.files.wordpress.com/2009/09/dsci0254.jpg?w=300&h=225" title="DSCI0254" width="300" /><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selama ini, penjualan dan distribusi hasil produksi mereka masih terbatas. Sedangkan pola penjualannya, pada umumnya sang suami yang mencari bahan baku, kemudian keluarganya baik isteri mapun anaknya yang bertanggungjawab membuatkan produksinya. Setelah hasil produksinya layak dijual, sang suami kembali bergerak untuk memasarkannya ke daerah-daerah. </div><div style="text-align: justify;">Jasmi (34) misalnya, selama ini dia dan keluarganya secara turun temurun memproduksi sapu bambu dari tahun 1976. Karena hanya dibantu oleh keluarga dan saudara-saudara terdekatnya, maka dia tidak mengambil karyawan dari daerah lain. Dalam sehari, dia bisa membuat 100 sapu. Satu satu dijual 1500 rupiah per keteng/biji. Namun jika ada orang yang membeli langsung kepadanya, dia menjualnya seharga 1000 rupiah per keteng/biji. </div><div style="text-align: justify;">“Hampir semua pengusaha di sini, memproduksi sendiri dengan keluarganya. Kami sulit mengambil karyawan dari orang lain, karena tetangga-tetangga kami juga semuanya sama-sama produksi. Ya, meski keuntungannya cuma 200 ribu rupiah per 10 batang bambu, tapi setidaknya ada masukan,” kata Jasmi sambil membelah bambu.</div><div style="text-align: justify;">Sambil mempraktikkan tahapan membuat sapu bambunya, Jasmi mengaku tidak bisa memproduksi sapu bambu setiap hari di musim hujan. Karena setelah bambu dipotong-potong, dibersihkan, dan dipotong-potong lagi hingga keci-kecil, dia harus menjemurnya dibawah terik matahari. Jika udaranya panas, maka dalam tempo setengah hari dia sudah bisa membuat sapu bambu. Namun jika sering hujan, maka mau tidak mau dia berhenti membuat sapu. Seperti yang pernah dialaminya ketika selama hampir seminggu tidak bisa membuat sapu, karena bambu sebagai bahan bakunya tak kunjung mengering. </div><div style="text-align: justify;">“Bambu-bambu itu kita beli dari tetangga desa. Karena kita sudah dikenal di daerah sekitar, maka kabang-kadang ada orang yang punya pohon bambu datang ke sini untuk menawarkan. Kalau untuk bambu, itu bahan bakunya tidak masalah. Tetapi kalau ijuk dan tepes memang aagak kesulitan.”<br />
Sementara itu Dudung, selaku aparat desa, melalui program kerjanya bertekad meningkatkan usaha mereka secara produk. Meski lagi-lagi, dia menyadari pemasarannya masih untuk kalangan menengah.</div><div style="text-align: justify;">“Selain itu, melihat sebagian besar warga masih pengusaha kecil, maka dari sisi modal pun masih mentok modal kecil-kecilan. Kecuali kalau ada modal, usaha mereka bisa dikembangkan dengan membuat sapu hijau yang dari rumput. Program untuk pengrajin itu ada. Baru sekarang memang. Tapi kalau kita modalnya pas-pasan, itu bisa putus di jalan. Tapi yang pasti harapan saya, ke depan ini ada prospek,” tegas Dudung.<br />
Sebelum masa kepengurursannya, Dudung mengaku pernah ada program dari pemerintah daerah, seperti program ekonomi desa. Seperti bantuan membuat keset. “Tapi dalam pembuatan keset ini kalau kita menggunakan teori ekonomi, maka kita tidak bisa. Karena kita sendiri setiap hari butuh makan. Kalau untuk pengrajin sendiri, kebanyakan yang dihadapi adalah kebutuhan yang tidak terduga.”</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3082842176562270203.post-3699492129971362002009-10-02T01:22:00.001+07:002011-11-05T21:45:59.938+07:00Melihat dari Dekat Pengrajin Sapu Ijuk di Desa Sia<div style="text-align: justify;">Bisa Sekolahkan Anak Hingga Mahasiswa, Belum Dilirik Pemerintah Pagi itu, Senin (5/1) udara di Kotamobagu sangat dingin. Cuaca pun berangsur-angsur mendung, bertanda mulai turunnya hujan. Meskipun begitu, warga tetap semangat untuk menjalani hari yang mulai mendung itu. Tidak terkecuali warga Desa Sia, Kecamatan Kotamobagu Utara, sebagai penghasil sapu ijuk.Oleh: Ronald Mokoginta Desa yang berpenduduk sekitar 278 jiwa dengan 71 kepala keluarga itu ternyata memiliki kekhasan, dengan menyediakan keperluan rumah tangga berupa kerajinan tangan seperti sapu ijuk dan sikat mobil dari ijuk.Dari 278 jiwa itu ternyata ada sekitar 60 orang sebagai pengrajin sapu ijuk. Mereka sudah meniti karir pengrajin ijuk sejak 1975. Ada yang masih belasan tahun, ada yang sudah dewasa, ada juga yang berumur di atas 50 tahun. Warga KK juga jangan heran karena hasil ijuk ini bisa menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke jenjang SMA, bahkan mahasiswa di sejumlah Perguruan Tinggi. Jangan heran juga dengan semangat dan kerja keras mereka sehingga ijuk bisa menembus pasaran Manado, Minahasa Selatan, dan Minahasa Tenggara. Yun Balansa (42) dan Nani Ngodu (40), dua pengrajin sapu ijuk asal Sia misalnya, bertekad terus berjuang untuk tetap sebagai pengrajin karena dari hasil ijuk ini mereka bisa menyekolahkan anak hingga ke jenjang yang lebih tinggi. “Kami berharap pemerintah bisa memperhatikan kerajinan tangan kami ini, minimal membantu dalam hal kemasan dan pemasaran,’’ kata mereka berdua, kemarin.Baik Yun dan Nani, menjelaskan, rata-rata barang dihasilkan 200 hingga 300 buah ijuk per hari, atau sebulan bisa mencapai 1.200 buah. Untuk harga tidak terlalu mahal karena sebuah sapu ijuk dihargai Rp 2.500. “Belum ada kenaikan harga karena rotan sebagai pengikat belum naik harganya,’’ aku mereka berdua lagi.Menurut Sangadi Sia, Jek Runtunuwu, dari total 60 pengrajin, rata-rata dalam setiap bulan dapat menghasilkan sekitar 15 ribu buah. Namun dalam hal pemasaran jelas mereka umumnya masih kesulitan karena selain kendaraan sistim carteran, pengrajin juga belum ada alat khusus untuk pembuatan kerajinan ijuk yang modern. “Pernah satu ketika mereka ikut pelatihan, tetapi alat untuk membuat sikat sepatu dan alat cuci mobil belum ada. Mungkin karena alat belum ada sehingga baru sebatas membuat sapu ijuk,’’ ujar Jek, kemarin.Mereka berharap ada kepedulian pemerintah, karena selain bahan yang murah meriah, sapu ijuk juga tidak mengeluarkan anggaran yang besar. “Bila ada investor yang melirik sapu ijuk warga kami siap menjawab sesuai permintaan,’’ aku Jek yang juga pembina para pengrajin itu.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3082842176562270203.post-62612108775317418512009-10-02T01:17:00.001+07:002009-10-02T01:22:04.257+07:00Sapu Tanjungmulya Terus Merambah Pasar<div style="text-align: justify;">MASYARAKAT Kabupaten Ciamis umum nya, bahkan dae rah lain di Jawa Barat, selama ini mengenal Kecamatan Panumbangan sebagai daerah religius, di mana Pesantren Suryalaya berada. Daerah yang berada di kaki Gunung Sawal ini juga dikenal sebagai sentra penghasil beras untuk wilayah Jawa Barat bagian selatan.<br /><br />Selain itu, ternyata di salah satu desa di kecamatan ini, tepatnya Desa Tanjungmulya, ada sekelompok warga selain berprofesi sebagai petani juga nyambi <a href="http://omduszbani.blogspot.com/search/label/Alat%20kebersihan">membuat sapu ijuk</a>. Profesi yang ditekuni mereka sejak enam tahun terakhir itu, kini bukan lagi sebagai pekerjaan tambahan. Apalagi, untuk kalangan ibu rumah tangga, itu menjadi pekerjaan utama agar dapur tetap ngebul.<br /><br />Dalam memproduksi sapu, tidak semuanya dikerjakan warga Tanjungmulya. Mereka hanya sekadar memasukkan ijuk ke dalam lubang dudukan sapu yang terbuat dari plastik dari <a href="www.indomop.com">pabrik sapu</a> Kawi di Surabaya.<br /><br />Untuk setiap satu buah <a href="http://omduszbani.blogspot.com/search/label/Alat%20kebersihan">sapu</a>, mereka mendapat upah Rp. 120,00. "Namun, pekerjaan ini membuat biaya sehari-hari tertutupi, di saat harga gabah sangat rendah dan ongkos menggarap sawah serta pupuk sangat mahal," ujar Ade Sulaeman, seorang warga Desa Tanjungmulya yang sehari-hari bersama lima temannya bisa memproduksi tidak kurang dari 250 buah sapu.<br /><br />Ade mengaku, tidak perlu pengalaman khusus. Selain pengetahuan mengetahui ijuk yang bagus, juga keterampilan dan kecekatan tangan saat menyusun ijuk saat memasukkan ke dalam lubang plastik dudukan sapu.<br /><br />Sebelumnya, ijuk yang dibeli seharga Rp 5.000,00 untuk satu ikat dari pengumpul, dibersihkan dan dijemur. "Kalau perlu dicuci dahulu sambil dipilah mana ijuk yang bagus," ujarnya, seraya menambahkan, serabut ijuk yang bagus adalah yang berwarna hitam legam mengkilat tapi lembut.<br /><br />Setelah dibersihkan dan disiangi, ijuk kemudian dipotong dengan panjang yang telah ditentukan. Baru dimasukkan ke dalam lubang dudukan yang terbuat dari plastik dengan alat bantu berupa benang dan kawat pengait seperti yang biasa dipergunakan pembuat sepatu.<br /><br />Sapu-sapu yang selesai dibuat tidak langsung dikemas untuk dikirim, tetapi dicuci dan dijemur dahulu. "Untuk menjemur dibutuhkan waktu satu hari penuh dengan dibolak-balik, itu pun kalau cuaca bagus dan mendukung," ujarnya.<br /><br />Dalam kondisi sapu sudah kering dan bersih, seterusnya dikirim ke pabriknya di Surabaya untuk diproses lebih lanjut. Proses akhir di pabrik berupa memberi tangkai pegangan, label, dan bungkus, untuk seterusnya dijual ke pasaran.<br /><br />Menurut Ade, produksi sapu ijuk Tanjungmulya saat ini sangat baik. Setiap bulannya rata-rata tidak kurang dari 15.000 buah sapu diminta untuk dikirim ke Surabaya. Selain itu dalam lima bulan ini permintaan juga datang dari Bali dan Lombok dengan total transaksi mencapai puluhan juta rupiah. Sementara kota-kota di Jawa Tengah, seperti Semarang, Yogjakarta, dan Purwokerto mulai dijajaki.<br /><br />Terhadap usaha yang tengah dijalankan warga yang tergabung dalam anggota Koperasi Unit Persantren Suryalaya tersebut Ade mengharapkan bantuan dari pemerintah setempat. "Selain pelatihan untuk meningkatkan mutu dan kualitas, tentunya kami sangat membutuhkan bantuan modal untuk meningkatkan produksi," ujar Ade.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3082842176562270203.post-80188954676316207532009-10-02T01:12:00.001+07:002011-11-05T21:46:20.462+07:00SENTRA SAPU IJUK<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">Sapu ijuk</span></span> <br />
<div align="justify" style="margin-bottom: 5px; margin-top: 5px;"><span style="font-family: Arial;">Produk utama dari para pengrajin di Boyolali adalah sapu Ijuk. Berdasarkan kapasitas produksi yang ada di level pengrajin relatif cukup baik. sentra pengusaha sapu ijuk tersebut dalam perkembangannya tidak hanya memproduksi sapu ijuk saja. Saat ini pengembangan produksi yang dilakukan adalah dengan memproduksi sapu Ijuk dan rayung, keset, sulat dan sikat. Bahan baku utama adalah ijuk, kayu, plastik dan nilon. Sentra sapu ijuk merupakan salah satu produk unggulan yang memiliki jangkauan pemasaran lintas propinsi, mencakup Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi terutama Makassar. Sentra Sapu ijuk ini merupakan salah satu sentra ekonomi kerakyatan yang telah berkembang secara turun-temurun. Pada awalnya sentra sapu ijuk ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan lokal Kabupaten Boyolali namun dalam perkembangannya permintaan dari luar ternyata besar sehingga mulai dilakukan produksi besar-besaran dalam satu daerah. </span> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3082842176562270203.post-55549953790912801032009-10-01T01:59:00.000+07:002009-10-02T02:04:30.530+07:00Serat ijuk merupakan serat alam terbaik yang dimiliki Indonesia<div style="text-align: justify;" class="post hentry uncustomized-post-template"> <a name="3900649254207283263"></a> <div class="post-body entry-content"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhHisX0Uv0glnfxQDRhyNuDIJNGkYGY4BvZwjYOS_-0CkAgMnCVlYRrdHRE3eddla4F986oVhR1-_hnxJiHknJ-r42LXC_Rj7SPHdFwXx0hwVgJpMJRe4oLbgK2qIKQ2bsLkHTVgJqZg/s1600-h/Foto010.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5372009006053481522" style="margin: 0px 10px 10px 0px; float: left; width: 320px; height: 240px;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhHisX0Uv0glnfxQDRhyNuDIJNGkYGY4BvZwjYOS_-0CkAgMnCVlYRrdHRE3eddla4F986oVhR1-_hnxJiHknJ-r42LXC_Rj7SPHdFwXx0hwVgJpMJRe4oLbgK2qIKQ2bsLkHTVgJqZg/s320/Foto010.jpg" border="0" /></a>Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya sebgian orang mengetahui kalau serat ini sangat lah istimewa di banding dengan serat lainya, serat berwarna hitam yang dihasilkan dari pohon aren memiliki banyak keistimewaan yang akan sediksaya uraikan di artiel ini, di antarnya :<br /><br />1. Tahan lama hingga ratusan bahkan ribuan tahun lebih<br /><br />Fakta membuktikan telah ditemukanya benda purbakala berupa tali ijuk dalam kondisi yang masih kuat, yang di perkirakan bersal dari peninggalan abad ke – 8, hal ini kami ambil dari kutipan koran kompas edisi Jumat, 24 Juli 2009 18:01 WIB yang di publikasikan di alamat :<br /><a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2009/07/24/18013939/ditemukan.lagi.arca.dan.pasak.kayu.kuno">http://oase.kompas.com/read/xml/2009/07/24/18013939/ditemukan.lagi.arca.dan.pasak.kayu.kuno</a><br />yang isinya:<br />”Petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah kembali menemukan arca, lingga, serta sejumlah kayu dan tali ijuk kuno saat mengekskavasi petirtaan di Desa Derekan, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Petirtaan yang diduga berasal dari abad ke-8 itu, Jumat (24/7) siang, mulai dibuka untuk umum.<br />"Lokasi temuan itu di bagian dalam petirtaan sisi selatan. Kami menemukannya Kamis petang menjelang akhir pekerjaan. Temuan kayu dan pasak itu menguatkan perkiraan bahwa petirtaan itu ada atapnya," tutur Andriyanto, petugas penggambaran Subkelompok Pemugaran Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah.<br />Temuan dua pasak itu berukuran sekitar 20 sentimeter. Satu di antaranya berbentuk sedikit lancip di salah satu sisi. Selain itu, ada pula lima potong kayu dengan ukuran bervariasi 20-40 sentimeter dalam kondisi lapuk. Tali yang ditemukan relatif masih kuat terbuat dari anyaman ijuk berwarna hitam”<br />Kutipan di atas jelas membuktikan bahwa serat ijuk mampu bertahan hingga seribu tahun lebih, dan tidak mudah terurai<br />2. Tahan terhadap asam dan garam air laut<br />Serat ijuk merupakn salah satu serat yang tahan terhadap asam dan garam air laut, salah satu bentuk pengolahan dari serat ijuk adalah tali ijuk, tali ijuk ini tidak lapuk oleh asam dan garam airlaut, oleh karana itu sudah sejak lama nenekmoyang kita menggunakan tali ijuk ini untuk berbagai pengikat bambu di air laut<br />3. Mencegah penembusan rayap tanah dan menyebabkan kematian yang tinggi, hingga 100%<br /><br />sebuah lembaga penelitan universitas hasanudin telah melakukan penelitian mengenai serat ijuk sebagai perintang fisik serangan rayap tanah, berikut saya kutip dari hasil penelitian tersebut yang saya ambil dari alanat : http://74.125.153.132/search?q=cache:Ny7qDHGqbicJ:www.unhas.ac.id/lemlit/researches/view/315.html+ijuk+rayap+tanah&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id<br />‘’PENGEMBANGAN PERINTANG FISIK (PHYSICAL BARRIER)”<br />Serat-serat ijuk yang dihasilkan oleh pohon aren (Arenga pinnata Merr.) dapat dipanen setelah [pohon tersebut berumur 5 tahun dan secara tradisional sering digunakan sebagai bahan pembugkus pangkal kayu-kayu bangunan yang ditanam dalam tanah untuk mencegah serangan rayap. Kegunaan tersebut didukung oleh sifat ijuk yang elastis, keras, tahan air, dan sulit dicerna oleh organisme perusak. Namun demikian, penelitian efektivitas bahan alami tersebut dalam melindungi kayu-kayu kontruksi dari serangga perusak kayu seperti rayap belum pernah dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, suatu rangkaian penelitian multi tahun didesain untuk mengevaluasi kelayakan pemanfaatan serat ijuk tersebut sebagai perintang fisik serangan rayap tanah. Pada penelitain ini telah dilakukan kajian terhadap struktur, sifat fisik, dan efektivitas ijuk aren yang diteliti disiapkan dari formasi alami maupun dari formasi pasarannya. Sampel-sampel ijuk tersebut dianalisisa secara mikroskopis untuk menentukan distribusi, bentuk, dan ukuran serat penyusunannya. Di samping itu juga dievaluasi kadar air, kerapatan zat, dan gramatur jaringan ijuk dari kedua formasi tersebut Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat ijuk eren berbeda dengan serat kayu, karena serat ijuk tidak memiliki dinding dan lumen set tetapi merupakan suatu zat yng utuh (solid) . Karakteristik strukturar dari ijuk formasi alami berbeda dengan ijuk formasi pasaran sebagai akibat dari proses pemanenan dan pemilahannya sebelum dipasarkan. Ijuk formasi alami memiliki distribusi, bentuk, dan ukuran swerat yang lebih bervariasi dibanding ijuk formasi pasaran, Pada ijuk formasi alami dijumpai serat-serat bentuk segi empat, setengah bulat, dan bulat dengan proposi masing-masing 67 %, 27% dan 7%. Pada ijuk formasi pasaran, serat-serat yang dijumpai hanya memiliki bentuk setengah bulat dan bulat yang persentasi rat-ratanya masing-masing 42 % dan 58 %. Perbedaan tersebut juga dijumpai dalam hal ukuran serat. Ukuran serat pada ijuk formasi alami berkisar dari 0,07 mm (percabangan V) hingga, 3,03 mm (lidi), sedangkan ukuran serat. Ukuran serat pada ijuk formasi pasaran dihitung menurut ketebalannya berkisar dari 0,38 mm (percabanganIV) hingga,0,93 mm (serat utama) .Namun demikian, adanya proses percabangan menyebabkan serat-serat saling silang menyilang membentuk struktur jaringan ijuk yang dapat berupa lembaran, baik pada formasi alami maupun pada formasi pasaran. Percabangan tersebut membentuk sudut yang berkisar rata-rata 10 0 – 30 0 . Dalam hal sifat fisik, jaringan ijuk formasi almi tampak lebih homogen dibanding jaringan ijuk formasi pasaran. Dengan kadar air dan kerapatan kerapatan zat yang relatif sama, ijuk formasi alami dapat memiliki gramatur antara antara 429,33 hingga 547,33 g/m2, sedangkan ijuk formasi pasaran memiliki gramatur berkisar 361,78 to 603,55 g/m 2.Pengujian efektivitas lapisan ijuk formasi pasaran sebagai perintang fisik di laboratorium menunjukkan bahwa dengan cara penyusunan tertentu, lapisan ijuk dapat secara efektif mencegah penembusan rayap tanah dan menyebabkan kematian yang tinggi, yaitu samapai 100%. Hasil pengujian di lapangan selama periode waktu 6 bulan juga memberikan indikasi yang sama di mana lapisan ijuk mampu melindungi sampel kayu dari serangan rayap tanah .”<br />4. Sebagai perisai radiasi nuklir<br />Sebelumnya saya tidak pernah menduga kalau serat ijuk merukan salah satu bahan prisai radiasi nuklir, walaupun saya kurang memahami isi dari sebuah penelitan yang dilakukan oleh universitas hasanudin mengenain salah satu kegunaan serat ijuk sebagai bahan perisai radiasi nuklir tapi ini lebih lengkapnya hasil penelitian tersebut mungkin pembaca bisa lebih memahaminya. Kutipan tersebut saya ambil dari alamat : <a href="http://74.125.153.132/search?q=cache:Ny7qDHGqbicJ:www.unhas.ac.id/lemlit/researches/view/315.html+ijuk+rayap+tanah&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id">http://74.125.153.132/search?q=cache:Ny7qDHGqbicJ:www.unhas.ac.id/lemlit/researches/view/315.html+ijuk+rayap+tanah&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id</a><br />Yang isinya:<br />Modifikasi Serat Ijuk Dengan Radiasi Sinar – ? Suatu Studi Untuk Perisai Radiasi Nuklir<br />Telah dilakukan modifikasi serat ijuk dengan sinar ? (Co–60) dengan lama radiasi yang berbeda. Perbedaan lama radiasi menyebabkan perubahan derajat kristalinitas serat ijuk. Serat ijuk yang dimodifikasi dipergunakan sebagai penguat pada papan komposit serat ijuk dengan matriks resin poliester. Papan ini dipergunakan sebagai perisai terhadap radiasi nuklir. Orientasi serat yang berbeda dan modifikasi serat ijuk pada papan komposit tidak mempengaruhi daya serapnya terhadap radiasi nuklir sinar ? dan sinar ?. Fraksi berat serat mempengaruhi koefisien serapan papan ijuk terhadap sinar ? dan sinar ?. Dengan fraksi berat 40% koefisien serapan papan ijuk terhadap sinar ? lebih tinggi daripada aluminium.<br /><br />Keistimewaan ijuk sangat lah banyak dan masih banyak hal yang belum kita ketahui dari ijuk, berbagai manfaat dan penggunaan ijuk yang saya ketahui sekarang ini baik itu utuk berbagai bahan peralatan yang banyak kita ketahui seperti, sapu ijuk, sikat ijuk, koas,kampas ijuk dll, ataupun untuk berbagai bahan material seperti tali pengikat bambu, untuk berbagai respan air pada saringan air, taman, lapang dll, untuk atap rumah, utuk campuran genteng semen, untuk capuran beton dan mungkin masih banyak lagi kegunaan lainya<br /> <br />Dari berbagai keistimewaan serat ijuk diatas munkin masih banyak lagi hal yang belum kami ketahui mengenai ijuk, bagi siapa pun yang membaca artikel ini dan mempunyai reperensi mengenai ijuk bisa mengirimkannya kepada kami, terimakasih</div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3082842176562270203.post-54930755319088143782009-10-01T01:48:00.001+07:002011-11-05T21:43:54.907+07:00Sapu ijuk merupakan sapu terbaik untuk membersihkan rumah<div class="post hentry uncustomized-post-template" style="text-align: justify;"><a href="" name="412049963900201109"></a> <br />
<div class="post-body entry-content"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgXoFsl2dfERTWPhPNwv1mJb7I4pRQs0DkRvggMFj8iUdNjf5_AisRfSa3zhz2Jtt4UWMmfeXs1Q7f3HDWbS4Os523tyiokjiSiyplC0izpn2z6cjkvUvDSmlGew1LgZwQEtqZprCGRg/s1600-h/Foto060.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5371967832540886290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgXoFsl2dfERTWPhPNwv1mJb7I4pRQs0DkRvggMFj8iUdNjf5_AisRfSa3zhz2Jtt4UWMmfeXs1Q7f3HDWbS4Os523tyiokjiSiyplC0izpn2z6cjkvUvDSmlGew1LgZwQEtqZprCGRg/s320/Foto060.jpg" style="float: left; height: 320px; margin: 0px 10px 10px 0px; width: 240px;" /></a> Pengalaman saya bertahun-tahun membuat saya menyadari pentingnya sebuah sapu. Tanpa kehadirannya bisa dibayangkan betapa akan kotornya rumah dan sangat mungkin menjadi sarang penyakit.<br />
Sapu terbagi menjadi beberapa varian. Ada sapu lidi, sapu ijuk, dan sapu plastik. Tiap-tiap varian ini ditujukkan untuk berbagai keperluan. Sapu ijuk misalnya, ada yang untuk di dalam rumah, dan ada pula yang untuk teras. Begitu pula sapu lidi, ada untuk merapihkan tempat tidur dan ada untuk menyapu sampah.<br />
Bicara tentang menyapu rumah, pemilihan sapu adalah penting. Karena kualitas sapu akan menentukan kebersihan kamar selain teknik penyapuan itu sendiri. Saya pribadi selalu memilih sapu ijuk untuk menyapu. Sifatnya yang lentur dan terbuat dari bahan alami juga sangat tahan lam dan tidak akan lapu, menjadikannya nyaman untuk digunakan dan mampu membersihkan debu di lantai dengan baik.<br />
Sayangnya keberadaan sapu ijuk makin terancam dengan maraknya sapu plastik di pasaran. Padahal kalau dicermati sapu plastik tidak bisa membersihkan sebersih sapu ijuk karena sifat sapu plastik yang kaku. Selain itu menggunakan sapu plastik juga tidak senyaman sapu ijuk. Ujung-ujungnya malah buang-buang energi dan waktu, dan hasil yang dicapai pun tidak sebersih yang diharapkan.<br />
Sapu ijuk mudah di temukan di pasar tradisional, sedangan di supermarket atau hypermarket lebih banyak sapu plastiknya. Harga sapu ijuk juga bervariasi dan untuk mendapatkannya akan bergantung kepada kelihaian kita menawar.<br />
Saya yakin sapu ijuk akan selalu lebih baik daripada sapu plastik. Warna ijuk yang hitam merupakan warna netral yang dapat masuk ke macam-macam warna gagang sapu. Tentunya ini membuat membuat koleksi sapu kita tidak monoton dan penuh warna Lebih jauh, sapu ijuk dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang relatif lama selama digunakan secara wajar.<br />
Dengan bahan yang terbuat dari bahan alami, sapu ijuk merupakan pilihan utama untuk menyapu kamar atau ruangan. Selain nyaman untuk digunakan, sapu ijuk juga mampu membersihkan lebih bersih dibanding sapu-sapu sintetis seperti sapu plastik. Nah, sudah sewajarnya lah bila kita lebih memperhatikan sapu ijuk, karena dalam dunia sapu menyapu, sapu ijuk terbukti lebih unggul.<br />
</div></div>Unknownnoreply@blogger.com0